Biarkan Pak Anies Berguru ke Dalio Dulu

Bukan kali pertama ini Anies Baswedan mengunggah foto buku. Dulu, sampul buku How Democracy Dies sudah cukup memantik heboh. How Democracy Dies atau Bagaimana Demokrasi Mati ditulis oleh dua ilmuwan politik terkemuka, profesor Harvard, Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt. Kedua penulis menyoroti fenomena lahirnya para penguasa yang terkesan ‘diktator’. Ironisnya mereka justru lahir dari proses pemilu demokratis.

Tentu saja unggahan seorang Anies perlu dibaca baik-baik meski cuma sampul buku. Utamanya pesan apa yang coba ia sampaikan ke khalayak. Kejadian atau kasus apa saja yang terjadi di sekitar momen mengunggah tersebut? Seperti apa public mood kala itu? Lalu dikaitkan dengan paling tidak pesan umum yang dikandung buku.

Pasca libur lebaran. Anies, dengan pose santai di tepi pantai tampak memakai baju hitam, asyik bersama buku yang juga bersampul hitam. Buku itu berjudul Principles of Navigating Big Debt Crises karya Ray Dalio.

Tentang Dalio, ia mendapat predikat #1 New York Times best selling author untuk buku lainnya, Principles. Dalio sendiri berlatar belakang pengusaha investasi yang merintis bisnis dari dua kamar apartemennya di New York. 40 tahun sejak didirikan pada tahun 1975, Bridgewater Associates, nama usaha Dalio, menjelma menjadi perusahaan swasta kelima paling penting di Amerika Serikat versi majalah Fortune. Dan Dalio masuk daftar 100 orang paling berpengaruh di dunia versi majalah Time.

Lewat buku yang bahkan ringkasannya saja masih tebal tersebut Dalio mengajak pembacanya untuk mengamati pola krisis-krisis ekonomi yang terjadi di berbagai belahan negara, di masa silam sebelum menyodorkan prinsip penyelesaian. Tapi sisi lain seorang Dalio yang tak kalah menarik adalah perhatiannya yang serius pada prinsip meritokrasi yang ia yakini menjadi faktor utama kesuksesan.

Jika kemudian Anies kembali mengunggah buku usai momen lebaran, dan kali ini meng-highlight Big Debt Crises, kembali bahwa gaya tersebut harus dibaca sebagai pesan penting. Apa yang terjadi? Apa yang coba disampaikan seorang Anies? Asumsi silakan bertaburan. Tapi, dikutip dari DetikFinance, Rabu, 26 April 2023:

“Kementerian Keuangan mencatat posisi utang pemerintah hingga 31 Maret 2023 tembus Rp 7.879,07 triliun. Jumlah itu naik Rp 17,39 triliun dari posisi bulan sebelumnya yang mencapai Rp 7.861,68 triliun.”

Banyak ya.

Jika nanti ditakdirkan Allah jadi Presiden, ada tugas berat buat Pak Anies. Jadi mari biarkan beliau berguru ke Dalio dulu.

~

Azwar Tahir

Relawan Literasi PKS Sulsel